Monthly Archives: March 2012

mimpi

“Dreams are today’s answers to tomorrow’s questions”   ~Edgar Cayce

Orang bilang, mimpi adalah bunga tidur. Bagi gw, mimpi adalah awal dari hidup gw. Yah, semua itu jelas. Gw ada karena mimpi. Mimpi kedua orang tua gw pada saat mereka baru married 🙂

Ngomongin mimpi, mimpi gw udah terlalu banyak. Mulai dari jadi musisi (pianist, bassist) pecinta alam sejati sampe terakhir ini, gw punya mimpi untuk membuat sebuah buku (whatthe??).

Mimpi adalah core nya jalan hidup lu. For ex, If I had a dream to become a Pianist, gw bakal masuk kelas piano di Yamaha Music Indonesia dari mulai beginner class sampe lulus advance class. Bachelor degree gw ambil dari jurusan pendidikan musik di University of Hartford, dan ngelanjutin master degree di Koninklijk Conservatorium, Den Haag. After that gw bisa milih untuk stay disana as a professional pianist from one to other concert ato balik ke Indonesia, ngegantiin Andi Rianto nge-lead Magenta Orchestra. Perfect banget.

Kenyataannya, dari SD gw dicekokin keyboard, SMP lanjut masuk CMS, ambil spesialis piano, jalan 5 bulan gw cabut dari CMS, mencoba mencari eksistensi diri dalam sebuah band yang beredar dari satu kafe ke kafe laen di Cirebon, dan berakhir dengan another beginner class in Yamaha Music School (as a new student) karena band gw bubar (menurut gw jadi soloist keyboardist itu kayak nyawa yang gak punya raga, hampa, gak punya soul, and better I go back to Piano rather than found a new one). Lanjut ambil kuliah Teknik Elektro di salah satu universitas swasta di bandung, lulus dengan predikat ST dari jurusan Teknik telekomunikasi dan sekarang kerja sebagai Project Engineer di salah satu perusahaan negeri lampion yang nyari untung di negeri gw. For all of this, gw cuma bisa bilang, GAK NYAMBUNG!

Kali diliat dari studi kasus di atas, gw bisa ambil poin penting biar mimpi mimpi lu bisa jadi kenyataan. Gak cuma sekedar sebuah sejarah nista kehidupan seorang anak manusia. Here we go.

1. Niat

Semua perbuatan ada karena niat. Gw beli tepung terigu di warung karena gw ada niatan untuk buat kue, walopun itu tepung terigu lebih sering gw coletin ke muka adek dan kucing kucing gw, dibandingkan gw pake but kue beneran. Oleh karena itu, niat saja keliatannya gak cukup. Minimal dengan niat, landasan dasar dari sebuah mimpi sudah terbentuk.

2. Konsisten

Landasan dasar yang sudah terbentuk tadi gak cukup kuat untuk menopang godaan hidup yang bakal dilalui. Konsisten bisa jadi pagar pembatas yang akan menjaga niat itu mengalir searah dengan mimpi.

3. Disiplin

Dalam implementasinya, disiplin sangat diperlukan si pemimpi agar mimpinya dapat terwujud. Kombinasi disiplin dan konsisten dapat dianalogikan seperti kombinasi antara cabe rawit dan terasi dalam pembuatan sambel terasi #dipaksanyambungajadeh

4. Kerja Keras

Disini kerjanya harus pake keras. Kalo cuma kerja lembut, ntar brasa kek lagi ngulen adonan pempek.

5. Dukungan.

Nah yang satu ini ibarat fla di atas puding. Sebenernya pudingnya enak enak aja kalo dimakan, tapi rasa puding akan lebih passs kalo ditambah fla nya. apalagi kalo rasa fla nya macem macem. Lidah gw bisa goyang goyang keenakan.

So, for the last, Dream your dream.

Note : postingan terparah (ke-galauan yang mem-blurkan fokus)