Wanita

Mereka berjalan dengan gemulai bagai ilalang yang tertiup angin, sangat indah untuk dilihat. Helai rambut yang berkibar sesedikit ketika angin lembut menyapanya. Terkadang helai helai rambut itu terjuntai indah di bahu mereka yang putih bak tangan tangan guci yang mengkilat, membuat berpasang  pasang mata kaum adam tak henti hentinya memandang. Sepasang mata yang dihiasi bulu bulu mata yang lentik dan garis mata yang tajam hasil pulasan sedikit eye liner dan mascara, menambah kesan kuat dan menjadi senjata yang mematikan untuk memikat lawan interaksi sang wanita.Tulang pipi menonjol dan merona merah, ditambah lekukan bibir merah mungil tersapukan lipstick. Membuat berbagai pasang mata bersyukur atas apa yang dilihatnya. Pakaian yang melekat dibadan mereka dengan sukses menggambarkan setiap lekuk indah tubuh yang dapat membuat nafas kaum adam tertahan sejenak, menikmati salah satu keindahan yang maha kuasa. Lekukan itu begitu sempurna, layaknya sebuah patung yang dipahat oleh pemahatnya secara detail di setiap sisinya sehingga terciptalah suatu bentuk yang dapat menawan mata. Setidaknya begitulah aku mendeskripsikan kesempurnaan seorang wanita yang mampu membius bepasang pasang mata kaum adam, bahkan kaum hawa sendiri yang melihatnya. Mampu membuat setiap pria menjadi seorang pendongeng untuk dapat melihat lekukan senyum dari bibir mungilnya, menjadi seorang penyair untuk dapat memegang tangan bak poselen yang halus, mengorbankan sedikit uang untuk dapat berjalan berdampingan dengannya, dan membuang seluruh waktunya demi berada di sisi sang wanita. Subhanallah. Ciptaan Tuhan yang begitu sempurna.

Namun kemunculan seseorang membuat presepsiku akan seorang wanita berubah drastis. Caranya berjalan takkan menyapa setiap pasang mata, hanya bunyi kaki yang beradu dengan rok panjang yang menutupi seluruh bagian kakinya dan menimbulkan bunyi bruk..bruk…bruk.. menyapa telinga di sekitarnya. Juntaian helai rambut yang menawan mata pun tak terlihat sedikitpun, tertutupi oleh jilbab panjang sedada, menutupi setengah atas bagian tubuhnya. Ditambah dengan sepasang pakaian longgar yang cukup membuatnya seperti karung berjalan, tak terlihat sedikit pun lekuk di tubuhnya. Hanya telapak tangan dan wajah yang tek hentinya membagi senyum kepada dunia yang dapat dilihat oleh mata. Sungguh tidak sebanding jika dibandingkan dengan sesosok tubuh tinggi semampai yang dibalut topless blouse berwarna pastel plus high heels 5 cm yang membuat kaki kaki imutnya tampak manis dilihat. Tapi, makhluk bak karung berjalan ini mengagetkanku. Saat dia berbicara, semua mata tertuju padanya, tanpa kedip. Bibir mungil itu dengan lancer dan lugas berbicara tentang humanisme, konflik Negara islam di dunia, politik Negara ini yang tak ada habisnya, hukum hukum islam, sejarah sahabat nabi yang menjadi tauladan umat muslim, keberadaan alam dan usaha usaha pengeksploitasiannya, dan…aaakkkhh..banyak pokoknya, sampai aku sendiri tak ingat akan apa apa saja yang telah diucapkannya. Dia tidak berusaha menunjukkan keindahan tubuh yang dimilikinya yang aku yakin dia pasti punya, untuk membuat mata mata itu memandangnya. Dia hanya berbicara, berbicara, dan berbicara. Aku tercengang. Wanita seperti ini dapat dengan sangat mengalihkan dunia, dengan segala ilmu pengetahuan yang dimilikinya tentang Islam dan kehidupan. Berpuluh pulung kaum adam berlomba untuk mendapatkan ‘berlian’ ini. Mereka tak ingin melihat rambutnya yang terjuntai, tak ingin memegang tangan lembutnya, tak ingin memandang matanya yang tajam. Mereka hanya mencoba meraihnya sebagai seseorang yang akan mendampingi mereka hingga akhir hayat, Sebagai seseorang yang akan selalu berjalan disampingnya ketika menapaki dunia, sebagai ibu dari anak anak mereka yang dengan pengetahuan yang dimilikinya akan membantu membentuk sesosok pribadi penerus bangsa.

Aku hanya dapat berucap, Subhanallah, atas makhluk ciptaan Allah yang satu ini. Makhluk yang dapat mengubah presepsiku tentang kesempurnaan seorang wanita. Sungguh indah. Akh…aku ingin sepertinya.

3 responses to “Wanita

  1. Curiga gw kenal 😛

Leave a comment